Baptis Bayi - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Sabtu, 12 Januari 2019

Baptis Bayi

Foto : Ilustrasi
Warta Katolik, SINTANG : Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen pertama dalam inisiasi Katolik. Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu.

Pembaptisan membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukum akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang menguduskan” (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komunio (persekutuan) antar semua orang Kristen.

 Gereja katolik ingin bahwa semua orang siapapun juga - besar/kecil, tua/muda, dewasa/anak2, sehat/sakit – tanpa pandang bulu mendapatkan rahmat keselamatan. Dan itu dapat dicapai hanya melalui persatuan penuh dengan Yesus Kristus Sang Kepala dan Gereja adalah Tubuh-Nya.

Oleh karena itu baptisan bayi adalah ungkapan yang paling esensial dari niat Gereja Katolik tersebut. Dengan baptisan, si bayi mendapatkan status baru yaitu sejak dini telah menjadi WARGA SURGAWI.

Banyak orang mempertanyakan bahkan akhir-akhir ini orang katolik pun mulai bertanya, lebih-lebih keluarga muda, apakah baptisan bayi itu tidak melanggar hak asasi manusia? Karena dalam kenyataannya ada juga keluarga katolik yang tidak membaptiskan anaknya pada usia dini. Dengan segala alasan yang disampaikan untuk membenarkan pandangannya ini. Maka anaknya dibiarkan sampai besar tidak dibaptis, tidak pernah diajak ke gereja dsb. Sehinga anaknya sendiri bingung dan terkatung-katung agama dan imannya.

Kalau kita perhatikan secara jeli, sepasang pengantin yang akan melangsungkan perkawinan ditanya oleh pastor, “Apakah kalian bersedia, mendidik anak-anak secara katolik?” Dan sepasang pengantin menjawab,”Kami bersedia.” Kesediaan ini mangandung tangungjawab yang besar dalam hidup keluarga Katolik. Mendidik secara katolik bukan sekedar mendidik anak di sekolah katolik. Mendidik secara katolik terutama soal pendidikan iman, termasuk membaptiskan anaknya pada usia dini. Sering muncul pertanyaan apakah anak kecil sudah beriman? Inilah yang sering diperdebatkan.

Anak kecil apalagi bayi memang belum bisa berbicara, belum bisa merumuskan imannya dengan kata-kata. Namun orang tua mempunyai tanggungjawab mengalirkan, menyampaikan apa yang diimani dan diyakini kepada anak-anaknya kendati masih kecil. Dan memang sebenarnya orang tua merupakan guru utama dan pertama dalam hal beriman bagi anak-anaknya. Seorang anak bisa berdoa, beriman dengan baik atau tidak sangat tergantung dari pendidikan dalam keluarga. Maka orang tua mempunyai tanggungjawab yang besar dalam bidang moral, spiritual, dan sosial bagi anak-anaknya. Termasuk membaptiskan anaknya sejak bayi.

Apabila anak sudah dibaptis sejak kecil, maka ini berarti bahwa orang tua sudah menjadikan anaknya sebagai murid Kristus. Dengan demikian sejak usia dini orang tua dapat mendidiknya secara katolik, tentang ajaran-ajaran Kristus, tradisi-tardisi Gereja dan sebagainya. Dan sangat diharapkan dengan demikian anak akan mampu melakukan ajaran Kristus dalam hidupnya sehari-hari.

Sebagai orang Katolik kita percaya bahwa benih iman juga ditaburkan dalam diri seorang anak. Maka tugas orang tua adalah memupuk, memelihara, merawat, menciptakan suasa yang kondusif, serta menumbuhkembangkan benih iman tersebut. Bisa kita bayangkan bagaimana seandainya binih iman tersebut dibiarkan oleh orang tua atau keluarga?

Pada waktu seorang bayi dibaptis, karena dia belum bisa bicara, belum bisa menjawab pertanyaan, maka orang tua atau wali baptislah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Pastor. Namun dari peristiwa ini kita semua disadarkan bahwa rahmat baptisan itu sungguh-sungguh anugerah dari Allah. Rahmat baptisan itu merupakan pemberian cuma-cuma, gratis dari Allah, karena hal itu diperoleh tanpa usaha dan jerih payah manusia.

Orang tua yang sungguh -sungguh menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai orang katolik, sebagai keluarga katolik, pasti tidak akan membiarkan anaknya tidak beriman, tidak dibaptis. Tetapi sebaliknya ia akan berusaha sekuat tenaga agar anak-anaknya mengenal Allah dan percaya padaNya sejak usia dini. Dan berkat rahmat baptisan sorang anak akan menjadi anak-anak Allah. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar