Peresmian Gua Maria Anjongan Mempawah : Bersolek dengan Patung Maria 12 Meter - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Senin, 28 Mei 2018

Peresmian Gua Maria Anjongan Mempawah : Bersolek dengan Patung Maria 12 Meter

MEMPAWAH - Keberadaan patung Bunda Maria Ratu Pencita Damai (MRPD) di kompleks wisata rohani Gua Maria Anjungan di Kabupaten Mempawah, Keuskupan Agung Pontianak, Kalbar, kini membetot atensi. Di kota kecil di sepanjang gugus pantai dari arah Kota Pontianak menuju Landak itulah, Mempawah berada. Lokasinya sekitar 70 km dari Pontianak arah Landak.

Hari Minggu (27/5/15) Mei kemarin, patung MRPD setinggi 12 meter dengan berat setidaknya tiga ton itu telah diberkarti oleh Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung KAP.

Ribuan umat katolik hadir dalam peristiwa tersebut, termasuk Wakapolda Kalbar Brigjen Pol. Dra. Sri Handayani.

Gua Maria Anjongan  sudah bersolek dan hasilnya juga sudah kelihatan. Kini, dengan telah berlangsungnya projek renovasi tersebut, Gua Maria Anjongan mulai tampak lebih bersih, menawan hati.

Termasuk pesan damai yang kini bergelora dari Gua Maria Anjongan di Mempawah, KAP.

Seruan cinta damai, anti kekerasan dan anti teror tengah berhembus kencang dan itu diserukan oleh semua elemen masyarakat Indonesia saat ini. Kepedulian serta kerinduan untuk kembali ke akar persatuan bangsa yang telah termeterai dalam deklarasi Sumpah Pemuda 1928 itu kini mendapat dukungan penuh, baik dari aparat keamanan, pemerintah maupun lembaga keagamaan.

Dalam situasi yang cukup memprihatinkan saat ini, bangsa Indonesia sungguh membutuhkan percikan perdamaian.

Hembusan angin segar perdamaian datang dari Bumi Borneo, tepatnya di sebuah kecamatan kecil bernama Anjongan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Tempat ziarah dengan jarak tempuh perjalanan darat kurang lebih dua jam  dari pusat Kota Pontianak ini telah berdiri kokoh patung Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD).

Patung 12 Meter Seberat Tiga Ton
 

Patung Maria Ratu Pencinta Damai multi etnik ini  setinggi 12 meter. Itu merupakan simbol perdamaian, simbol kebhinnekaan Indonesia.

Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak sekaligus pengagas pembangunan patung MRPD, mengatakan bahwa pembangunan Patung MRPD seberat tiga ton berawal dari kerinduannya untuk menampilkan wajah Gereja yang sejatinya pembawa damai khususnya di tengah situasi bangsa Indonesia saat ini yang membutuhkan damai.

Pesan damai ditampilkan dalam yang simbol-simbol sarat makna melalui patung Bunda Maria Ratu Pencinta Damai sebagai berikut:
  • Di atas mahkota Maria ada 12 bintang yang mengacu pada dasar biblis Kitab Wahyu 11:19-12:6
  • Di dada Maria ada tulisan dalam bahasa Mandarin yang berarti perdamaian.
  • Di bawah mantel berdiri aneka anak bangsa dari berbagai suku, budaya dan bahasa.
  • Sapu lidi melambangkan persatuan. Penyatuan visi dan misi dalam bingkai kebhinekaan.
  • Patung Maria Ratu Pencinta Damai ditampilkan dalam busana suku Dayak, hal ini mau menunjukkan bahwa inilah Bumi Kalimantan.

Dalam pengantarnya di hadapan ribuan umat yang hadir, Mgr. Agus menyampaikan bahwa peresmian atau pemberkatan patung Bunda Maria Ratu Pencinta Damai ini sengaja dilangsungkan dalam seremonial misa pada 27 Mei 2018 sembari merayakan juga 160 tahun penampakan Maria di Lourdes.

Selain itu, Mgr. Agus juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh umat dan para donatur yang memberikan sumbangsih sehingga pembangunan patung MRPD bisa selesai pada waktunya.

“Saya bangga kepada seluruh umat serta donatur yang telah membantu proses pembangunan dan saya juga terharu bahwa umat yang non katolik juga turut ambil bagian membantu mengangkat patung yang cukup berat ini. Inilah bukti kerjasama yang baik sebagai simbol kerukunan, persaudaraan antar umat beragama yang perlu kita rawat, kita jaga dan kita pupuk,” ungkapnya.

Mencintai Dan Merawat Keberagaman
 

Dalam homilinya Uskup Agus mengajak seluruh umat yang hadir untuk mencintai perbedaan sebagai anugerah yang indah dari Tuhan.

“Kita diciptakan oleh Tuhan sama tanpa perbedaan. Entah dia Katolik atau non Katolik mereka juga ciptaan Tuhan. Multi etnis keanekaragaman itu tampak dalam diri Yesus yang lahir dari Bunda Maria Ratu Pencinta Damai yang  kita hormati, mengajak kita juga menjadi pewarta damai untuk semua suku dan bangsa, supaya semua orang memperoleh keselamatan,” pungkasnya.

Pesan untuk memelihara suasana damai khususnya di Kalbar juga disampaikan oleh Wakapolda Kalbar, Brigjen Pol Dra. Sri Handayani.

Dalam sambutannya jenderal bintang satu ini mengimbau kepada umat atau masyarakat yang hadir untuk bersama-sama menjaga situasi yg kondusif aman dan damai.

“Keamanan, perdamaian adalah hak dan milik semua orang, oleh karena itu mari kita saling mendukung, bekerjasama menentang penyebaran ideologi radikal yang akhir-akhir ini gencar dilakukan oleh pihak-pihak yang anti perdamaian,” ungkapnya.

Prosesi pemberkatan patung MRPD berlangsung meriah dan lancar, meskipun cuaca mendung dan terjadi sedikit insiden kecil pada saat misa berlangsung.  Seorang pemuda tiba-tiba pingsan namun kemudia dipapah oleh salah satu donatur bernama Pak Rudy asal Jakarta.

Kejadian tersebut menuai pujian dan acungan jempol dari salah seorang umat yang hadir, Ibu Rosiana. Ia katakan,  sungguh kebaikan hati seorang donatur kini tampak jelas dalam tindakan nyata, spontan dan tanggap.

Setelah berkat penutup,  Mgr. Agus, para imam, para donatur serta perwakilan dari pihak pemerintahan diundang maju ke depan altar guna bersama-sama mengikuti prosesi  lepas 12 balon berbentuk merpati simbol dari ke-12 rasul yang merantau keseluruh dunia untuk mewartakan damai bagi setiap orang. Dan balon-balon berbentuk butir-butir Rosario simbol kepercayaan kepada Bunda Maria Ratu Pencinta Damai.

Sumber: Sesawi.net
Foto : Keuskupan Agung Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar