VIETNAM - Sebuah kongregasi biarawati di Vietnam bagian tengah telah memulai perayaan tahun yubileum untuk memperingati upayanya dalam mewartakan kesaksian akan iman Katolik dan pelayanannya bagi orang miskin selama 300 tahun.
Uskup Agung Hue Mgr Joseph Nguyen Chi Linh memimpin Misa pembukaan pada Rabu (21/3) untuk merayakan peringatan ke-300 tahun berdirinya Kongregasi Pecinta Salib Suci di Hue. Sebanyak 70 imam turut merayakan Misa yang dihadiri 400 biarawati tersebut.
Uskup Agung Linh memuji para biarawati yang dengan berani mengorbankan diri mereka untuk membangun kongregasi itu meskipun mereka mengalami persekusi pada abad ke-18 dan ke-19.
Ia juga berterima kasih kepada para dermawan yang membantu kongregasi menjadi seperti sekarang ini.
Suster Teresa Tran Thi Tuy, superior jenderal kongregasi, mengatakan program yang berlangsung selama setahun itu “bertujuan untuk mengingatkan para biarawati agar mengingat kembali masa-masa sulit dulu dan berterima kasih kepada mereka yang membantu membentuk kongregasi ini.”
Pastor Pierre de Sennemand membentuk komunitas itu di Hue pada 1719. Para biarawati mengajar agama Katolik dan pendidikan dasar untuk anak-anak dan perempuan dan merawat orang sakit. Masyarakat setempat mengagumi pelayanan mereka dan banyak gadis masuk biara.
Sejak akhir abad ke-18, para biarawati mengalami persekusi yang sangat parah dari otoritas setempat. Banyak biara ditutup, sementara para biarawati harus kembali ke rumah mereka, dipaksa tinggal di tengah masyarakat non-Katolik atau masuk biara lain yang letaknya jauh dari Hue, ibukota dinasti Nguyen.
Banyak umat Katolik termasuk para biarawati dibunuh karena iman mereka. Sekitar 58 biarawati dari Biara Nhu Ly dibunuh atau dibakar hidup-hidup bersama 2.000 umat awam pada 1885.
Pada 1954, tiga biara di Propinsi Quang Binh pindah ke selatan untuk menghindari persekusi komunis.
Pada 1962, Uskup Agung Hue Mgr Martin Ngo Dinh Thuc menyatukan biara-biara yang terpisah menjadi Pecinta Salib Suci di Hue.
Banyak biara pindah ke propinsi-propinsi bagian selatan untuk menghindari Perang Vietnam selama 1972-1975.
Kongregasi itu mendirikan sejumlah komunitas di Perancis, Italia dan Amerika Serikat.
Pecinta Salib Suci di Hue kini memiliki 447 biarawati yang melayani orang-orang yang mengalami gangguan psikis, yatim piatu dan kelompok minoritas etnis. Kongregasi ini juga mengelola pusat penitipan anak.
(Sumber:http://indonesia.ucanews.com/2018/03/23/kongregasi-suster-di-vietnam-merayakan-300-tahun/pkl.2041/24/3/2018)
Uskup Agung Hue Mgr Joseph Nguyen Chi Linh memimpin Misa pembukaan pada Rabu (21/3) untuk merayakan peringatan ke-300 tahun berdirinya Kongregasi Pecinta Salib Suci di Hue. Sebanyak 70 imam turut merayakan Misa yang dihadiri 400 biarawati tersebut.
Uskup Agung Linh memuji para biarawati yang dengan berani mengorbankan diri mereka untuk membangun kongregasi itu meskipun mereka mengalami persekusi pada abad ke-18 dan ke-19.
Ia juga berterima kasih kepada para dermawan yang membantu kongregasi menjadi seperti sekarang ini.
Suster Teresa Tran Thi Tuy, superior jenderal kongregasi, mengatakan program yang berlangsung selama setahun itu “bertujuan untuk mengingatkan para biarawati agar mengingat kembali masa-masa sulit dulu dan berterima kasih kepada mereka yang membantu membentuk kongregasi ini.”
Pastor Pierre de Sennemand membentuk komunitas itu di Hue pada 1719. Para biarawati mengajar agama Katolik dan pendidikan dasar untuk anak-anak dan perempuan dan merawat orang sakit. Masyarakat setempat mengagumi pelayanan mereka dan banyak gadis masuk biara.
Sejak akhir abad ke-18, para biarawati mengalami persekusi yang sangat parah dari otoritas setempat. Banyak biara ditutup, sementara para biarawati harus kembali ke rumah mereka, dipaksa tinggal di tengah masyarakat non-Katolik atau masuk biara lain yang letaknya jauh dari Hue, ibukota dinasti Nguyen.
Banyak umat Katolik termasuk para biarawati dibunuh karena iman mereka. Sekitar 58 biarawati dari Biara Nhu Ly dibunuh atau dibakar hidup-hidup bersama 2.000 umat awam pada 1885.
Pada 1954, tiga biara di Propinsi Quang Binh pindah ke selatan untuk menghindari persekusi komunis.
Pada 1962, Uskup Agung Hue Mgr Martin Ngo Dinh Thuc menyatukan biara-biara yang terpisah menjadi Pecinta Salib Suci di Hue.
Banyak biara pindah ke propinsi-propinsi bagian selatan untuk menghindari Perang Vietnam selama 1972-1975.
Kongregasi itu mendirikan sejumlah komunitas di Perancis, Italia dan Amerika Serikat.
Pecinta Salib Suci di Hue kini memiliki 447 biarawati yang melayani orang-orang yang mengalami gangguan psikis, yatim piatu dan kelompok minoritas etnis. Kongregasi ini juga mengelola pusat penitipan anak.
(Sumber:http://indonesia.ucanews.com/2018/03/23/kongregasi-suster-di-vietnam-merayakan-300-tahun/pkl.2041/24/3/2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar