Minggu, 25 Maret 2018 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan
Hari ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daun palma. Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.
Marilah kita bersama-sama memohon kepada Tuhan agar Ia berkenan menguduskan dan memberkati daun-daun palma ini yang akan kita pakai untuk mengiringi Kristus dalam menyongsong sengsara-Nya demi keselamatan kita.
Bacaan :
Hari ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daun palma. Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.
Marilah kita bersama-sama memohon kepada Tuhan agar Ia berkenan menguduskan dan memberkati daun-daun palma ini yang akan kita pakai untuk mengiringi Kristus dalam menyongsong sengsara-Nya demi keselamatan kita.
Bacaan :
- Markus 11:1-10
- Yohanes 12:12-16
Renungan :
Pada hari Minggu Palma atau yang kini dikenal dengan Minggu mengenangkan sengsara Tuhan ditampilkan dua suasana. Pertama, suasana gembira, saat Yesus disambut di gerbang Yerusalem bak seorang pahlawan atau bahkan raja. Kedua, suasana sedih, bahkan duka.
Dalam kisah duka ini ditampilkan kisah sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Kisah Sengsara dalam Injil hari ini bukanlah suatu laporan pandangan mata. Kisah itu adalah suatu narasi kesaksian orang-orang yang mengerti serta percaya bahwa sengsara dan wafat Yesus terjadi dalam rangka pengabdian-Nya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah.
Kisah sengsara Yesus memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari. Padahal, ditegaskan pula dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati.
Kisah tragis Yesus yang tak berdosa itu ditampilkan bagi banyak orang bukan untuk membangkitkan rasa haru biru. Kisah itu dihadirkan guna membuat kita semakin menyadari dan memahami sampai sejauh mana kekuatan-kekuatan jahat sanggup memerosotkan kemanusiaan. Kesaksian itu ditampilkan juga untuk mengungkapkan bahwa Allah tak akan kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar sukacita bagi semua orang.
Kisah sengsara menurut Markus merupakan bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat. Baru setelah kisah sengsara menurut Markus ini, disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajaran Yesus di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat Yesus harus menderita sengsara.
Kisah sengsara ini menjadi pengantar umat untuk memasuki Pekan Suci. Dua wajah Minggu Palma ini juga hendak mengungkapkan kepada kita bahwa dinamika karya penyelamatan Allah memang menukik tajam langsung kepada sasarannya, yaitu keselamatan manusia. Yesus sebagai Putra Allah harus menderita terlebih dahulu untuk kemudian menjadi raja dalam arti sesungguhnya, yaitu raja atas hidup dan mati.
Tak ada yang mengalahkan-Nya. Dengan mengenangkan sengsara dan wafat Yesus, kita mengenangkan pula sekaligus, kemenangan Yesus atas maut. Pada gilirannya, kita kelak juga akan ikut dibangkitkan bersama-Nya, ikut mengalahkan maut dan dosa.
Doa :
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juru Selamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib, sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar