FLORES - Para biarawati Kongregasi Suster-Suster Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) di Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan kasus pembunuhan terhadap seorang wanita baru-baru ini untuk menyadarkan orang muda Katolik (OMK) tentang kekerasan dalam masyarakat, khususnya kekerasan terhadap perempuan.
Puluhan pelajar mengikuti doa yang digelar malam hari pada Sabtu (24/5) di Labuan Bajo.
Akhir tahun lalu masyarakat setempat dikejutkan oleh penemuan jasad seorang wanita yang dibuang di dekat kota. Menurut polisi, wanita itu dibunuh di sebuah hotel. Polisi telah menangkap seseorang yang diduga melakukan pembunuhan tersebut pada Senin (19/3).
Suster Yosephina Palawati SSpS, pengelola Rumah Perempuan, mengatakan kepada peserta doa bahwa tragedi yang menimpa wanita itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
“Kami katakan kepada mereka untuk selalu waspada. Kami juga katakan tentang apa yang harus mereka lakukan jika mereka berada dalam bahaya,” katanya.
Banyak kasus kekerasan terjadi di Labuan Bajo, katanya, karena kota ini tengah berkembang menjadi kota tujuan pariwisata.
Tahun lalu ada sekitar 17 kasus kekerasan termasuk kekerasan dalam rumah tangga serta pemerkosaan dan pembunuhan yang dilaporkan.
“Tahun ini kita menangani lima kasus, salah satunya pemerkosaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan sepertinya lebih banyak.
“Banyak orang enggan bicara. Maka kami minta orang muda untuk melaporkannya jika mereka menyaksikan atau menjadi korban kekerasan,” katanya.
(Sumber:http://indonesia.ucanews.com/2018/03/29/biarawati-ssps-dorong-omk-perangi-kekerasan/pkl 06:47/30-3-2018)
Puluhan pelajar mengikuti doa yang digelar malam hari pada Sabtu (24/5) di Labuan Bajo.
Akhir tahun lalu masyarakat setempat dikejutkan oleh penemuan jasad seorang wanita yang dibuang di dekat kota. Menurut polisi, wanita itu dibunuh di sebuah hotel. Polisi telah menangkap seseorang yang diduga melakukan pembunuhan tersebut pada Senin (19/3).
Suster Yosephina Palawati SSpS, pengelola Rumah Perempuan, mengatakan kepada peserta doa bahwa tragedi yang menimpa wanita itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
“Kami katakan kepada mereka untuk selalu waspada. Kami juga katakan tentang apa yang harus mereka lakukan jika mereka berada dalam bahaya,” katanya.
Banyak kasus kekerasan terjadi di Labuan Bajo, katanya, karena kota ini tengah berkembang menjadi kota tujuan pariwisata.
Tahun lalu ada sekitar 17 kasus kekerasan termasuk kekerasan dalam rumah tangga serta pemerkosaan dan pembunuhan yang dilaporkan.
“Tahun ini kita menangani lima kasus, salah satunya pemerkosaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan sepertinya lebih banyak.
“Banyak orang enggan bicara. Maka kami minta orang muda untuk melaporkannya jika mereka menyaksikan atau menjadi korban kekerasan,” katanya.
(Sumber:http://indonesia.ucanews.com/2018/03/29/biarawati-ssps-dorong-omk-perangi-kekerasan/pkl 06:47/30-3-2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar