Ini Ajaran Paus Fransiskus tentang Doa yang Baik. Simak dan Terapkan - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Minggu, 07 April 2019

Ini Ajaran Paus Fransiskus tentang Doa yang Baik. Simak dan Terapkan


wartakatolik  : Paus Fransiskus menegaskan bahwa doa yang baik adalah doa yang bersifat dialog yang tenang dengan cinta yang menjadi pusatnya. Di situ tidak ada pretensi.

Kepada para peziarah dalam audiensinya baru-baru ini, Paus mengajarkan, “Doa sejati diungkapkan di kedalaman hati yang intim, yang hanya dapat dilihat oleh Allah. Itu adalah dialog yang sunyi”, katanya.

Ia melanjutkan, “Melihat Tuhan dan membiarkan diri dilihat oleh Tuhan sama dengan berdoa”.

Menurut Bapa Suci, dengan cara ini umat Kristen tidak melupakan dunia, tetapi membawa umatnya dan kebutuhannya ke dalam doa.

“Jika Anda tidak menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang menderita maka itu berarti hatimu tumpul. Merasa empati adalah salah satu kata kunci utama Injil,” ujar Paus Fransiskus sebagaimana dilansir dari Vaticannews.va (13/2/2019).

Mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Ketika kita berdoa, apakah kita membuka diri terhadap seruan begitu banyak orang di sekitar kita atau di tempat yang jauh?

Tanpa Kemunafikan
Pimpinan tertinggi Gereja Katolik sedunia itu menegaskan, “Yesus tidak ingin kemunafikan.”

“Doa sejati adalah apa yang dicapai dalam rahasia hati nurani, hati: tidak dapat dipahami, hanya dapat dilihat oleh Allah … Itu menghindari kepalsuan: dengan Tuhan tidak mungkin kita berpura-pura”.

Tuhan mengetahui segala yang ada dalam isi hati kita bahkan ketika kita belum berdoa. Lewat doa justru kita ingin mengasah hati dan pikiran kita untuk semakin terarah kepada-Nya. Dengan demikian maka tidak ada kepura-puraan.

Merujuk pada doa Bapa Kami, Paus Fransiskus mencatat bahwa di dalam tersebut tidak ada kata “Aku”. Yesus mengajarkan kita untuk menggunakan kata “kami” daripada “aku”. Paruh kedua doa Bapa Kami bergerak dari “milikmu” ke “milik kami”.

Itu tampak dalam: “Berilah kami rejeki”; “maafkan kesalahan kami ”.

Penggunaan kata pertama jamak ini menunjukkan kepada kita bahwa doa Kristen tidak pernah meminta rejeki hanya untuk satu orang, tetapi selalu atas nama orang lain.

“Tidak ada ruang untuk individualisme dalam dialog dengan Tuhan,” tegas Paus Fransiskus.

Yesus membuat kita berdoa, bahkan untuk mereka yang “tampaknya tidak mencari Tuhan” karena Tuhan mencari orang-orang ini “lebih dari siapa pun”.

Sumber : amorpost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar