Tugas Sang Hamba - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Minggu, 25 Maret 2018

Tugas Sang Hamba

Senin, 26 Maret 2018 Hari Senin dalam Pekan Suci

 
Bacaan :
  • Kitab Yesaya 42:1-7
  • Yohanes 12:1-11

Renungan :

Siapakah sebenarnya hamba Tuhan itu? Setiap orang percaya dipanggil menjadi hamba-Nya dengan tugas pelayanan yang spesifik. Pada perikop ini, juga pada perikop-perikop lainnya, Yesaya memperkenalkan sosok hamba TUHAN yang berbeda dari hamba-hamba Tuhan pada umumnya. Yesaya mengungkapkan jati diri, panggilan, dan misi Sang Hamba.

Tuhan yang memilih, Tuhan pula yang menyatakan pengurapan-Nya atas hamba-Nya (ayat 1). Tuhan yang mengurapi, Tuhan pula yang membentuk karakter yang harus menjadi ciri khas Sang Hamba (ayat 2-4). Hamba TUHAN harus tangguh walaupun dari luar nampak sederhana. Harus setia menegakkan hukum, serta tegar kokoh menopang mereka yang tertindas.

Demikian pula panggilan dan misi hamba TUHAN sepenuhnya berasal dari Tuhan. Tugas hamba TUHAN berat karena Tuhan mempertaruhkan nama-Nya di pundaknya (ayat 8). Hamba TUHAN harus menyatakan perang terhadap ilah-ilah yang memperdaya Israel dan bangsa-bangsa lain. Ia harus memproklamasikan kepada mereka bahwa hanya TUHAN saja, Allah sejati. Tugas hamba TUHAN adalah mencelikkan mata rohani yang dibutakan ilah-ilah dunia, memerdekakan jiwa-jiwa yang dibelenggu oleh kekuatan jahat roh-roh dunia (ayat 7). Hanya melalui Sang Hamba semua manusia dapat datang dan menyembah Allah satu-satunya (ayat 6).

Kristus adalah Sang Hamba, yang sudah tuntas menunai-kan tugas dari Allah. Dia sudah menang terhadap belenggu dosa dan kuasa maut. Setiap orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa yang mau percaya kepada Dia akan dimerdekakan dari perbudakan dosa untuk dapat menyembah Allah sejati. Tugas kita, yang sudah menjadi anak-anak-Nya kini adalah menjadi pemberita-pemberita kabar baik ini. Proklamasikan kemenangan Kristus dan ajak setiap orang yang kita jumpai untuk mengenal Dia dan memercayakan hidup mereka kepada Dia.

Yudas tergolong murid Yesus, tetapi Yudas ternyata tidak percaya kepada Yesus. Ia tidak menunjukkan perilaku pengikut yang benar-benar menerima Yesus, yang melayani Dia (seperti Marta dan Lazarus), membuat banyak orang lain percaya kepada Yesus (seperti Lazarus), dan bahkan ikut berperan untuk mempersiapkan kematian-Nya (seperti Maria). Yudas mencoba menipu dengan berpura-pura membela \’kebaikan\’ (ayat 4-6). Ia tidak lebih baik dari para pemimpin Yahudi yang kini juga menargetkan Lazarus (ayat 10).

Semua hal ini kembali menunjukkan kepada kita bahwa murid Yesus sejati menampakkan kesejatiannya melalui tindakan nyata, bukan sekadar pembelaan prinsip yang \’baik\’. Tindakan-tindakan Marta, Lazarus, dan Maria menunjukkan kesesuaian dengan rencana yang hendak diwujudkan Allah melalui Yesus. Sebagai murid-murid Yesus, kita pun ditantang untuk menunjukkan kesehatian kita dengan rencana Allah, seperti yang diteladankan Maria. Pergumulan, rasa syukur, relasi, dan penundukan diri Maria sebagai murid Yesus membuahkan tindakan yang bersesuaian dan tepat dengan rencana Tuhan, dan bahkan dihargai-Nya. Jauh berbeda dari tindakan Yudas yang katanya demi prinsip yang \’baik\’ padahal didasari kepentingan egosentris.

Kita dipanggil untuk meneladani ketiga orang ini, khususnya Maria. Sebagai murid, tindakan kita seharusnya bukan sekadar demi membela prinsip \’benar\’, melainkan dilandaskan oleh kebenaran firman, relasi yang hidup dengan Tuhan, ketaatan, dan penyertaan kuasa Roh Kudus. Agar peka seperti Maria, kita perlu sungguh-sungguh belajar firman Tuhan dengan rendah hati. Jangan berhenti sebatas pengertian, melainkan dengan hati menerima kehendak-Nya lalu dengan taat dan semangat mewujudkannya dalam tindakan nyata. Tuhan dipermuliakan dan sesama diberkati. Dengan sikap seperti ini, kita akan dijauhkan dari godaan untuk memanipulasi hal baik untuk kepentingan sendiri semata-mata.


Doa:

Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua Gereja-Mu yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salib-Mu yang suci. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar