SINTANG - Suasana semarak mengisi sudut-sudut Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam di Kota Sintang, Kalbar.
Bertepatan dengan peringatan 87 tahun keberadaan Kongregasi Suster Misi Fransiskan St. Fransiskus (SMFA) di Indonesia –khususnya di Kalbar– ada tiga peristiwa penting yang menandai peristiwa penuh kenangan itu.
Itulah hari Rabu, tanggal 25 April 2018, di Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam di Kota Sintang, Keuskupan Sintang. Pada hari yang penuh rahmat tersebut ada tiga peristiwa penting dalam sejarah Kongregasi SMFA: para suster mengucapkan triprasetya kekal, merayakan pesta perak hidup membiara sebagai religius suster, dan pesta panca windu.
Kaul kekal
Peristiwa serah setia seumur hidup (kaul kekal ) bagi para suster biarawati merupakan akhir dari seluruh proses formasi. Itulah momen, ketika para suster dinilai layak dan yang bersangkutan berani mengikrarkan diri seumur hidup bergabung di Kongregasi atau tarekat religius secara definitif.
Itulah yang dilakukan oleh Sr. Anselma SMFA yang di bulan April 2018 lalu telah mengucapkan kaul kekalnya.
Pengucapan kaul kekalnya itu terjadi di hadapan Bapak Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, di Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam (MRSA) Sintang.
Sr. Anselma menyerahkan diri seumur hidup dengan bergabung dalam Kongregasi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA) Pontianak).
Pengucapan kaul kekal
Rangkaian prosesi kaul kekal Sr. Anselma SMFA diawali dengan pengucapan doa Litani Para Kudus dan barulah kemudian dilakukan pengucapan triprasetya kekal.
Pengucapan kaul kekal ini terjadi di hadapan wakil Gereja yakni Mgr. Samuel OFMCap dan Pemimpin Umum Kongregasi SMFA Pontianak Sr. Kristina Unau.
Usai pengucapkan ikrar, Sr. Anselma SMFA dan Sr. Kristina Unau SMFA menandatangani sebuah dokumen. Barulah kemudian, Sr. Anselma SMFA mendapat kesempatan menerima ucapan selamat dari kolega suster setarekat dan anggota keluarga.
Pesta Perak
Para suster yubilaris yang merayakan pesta perak hidup membiara adalah Sr. Therese Esyah SMFA. Para suster yubilaris yang merayakan pesta panca windu hidup membiara sebagai suster biarawati SMF yakni Sr. Miryam Sinung SMFA dan Sr. Adriana Anyin SMFA.
Perayaan ekaristi berlangsung khitmad dengan selebran utama Mgr. Samuel. Tak kurang ada 21 orang imam menjadi imam konselebran di liturgi Perayaan Ekaristi memperingati dan merayakan hari bersejarah bagi Kongregasi SMFA tersebut.
Mengelola hidup bhakti sebagai religius
Dalam homilinya, Bapak Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel menegaskan kembali hakikat hidup bhakti sebagai biarawati. Tiap–tiap orang dan secara khusus ditujukan kepada para yubilaris suster, demikian kata Monsinyur, akan menjadi ‘manajer’ bagi dirinya sepanjang menjalankan hidup bakti yang bahagia dan penuh sukacita selama 25 tahun dan 40 tahun.
Bagaimana orang menjadi manajer yang baik agar bahagia dan penuh sukacita? Salah satu jawabannya ada di kutipan Injil Santo Markus yang menjadi bacaan hari itu.
Kata Penginjil St. Markus 16:15–20: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makluk.”
“Hidup Anda adalah perusahaan besar dalam dunia, orang mengagumi Anda dan mencinta Anda,” begitu Monsinyur memberi motivasi.
Menjadi biarawati berarti harus pintar juga mengelola hidup bhakti dan itulah yang membahagiakan dan melahirkan sukacita, meski hal itu bukan berarti hidup religius itu akan bebas dari rintangan dan godaan.
“Jadilah ‘manajer’ perusahaan yang hebat, setelah anda sukses berhasil mengelola hidup bakti selama 25 tahun dan bahkan 40 tahun,” begitu kata Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.
Sumber : sesawi.net
Bertepatan dengan peringatan 87 tahun keberadaan Kongregasi Suster Misi Fransiskan St. Fransiskus (SMFA) di Indonesia –khususnya di Kalbar– ada tiga peristiwa penting yang menandai peristiwa penuh kenangan itu.
Itulah hari Rabu, tanggal 25 April 2018, di Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam di Kota Sintang, Keuskupan Sintang. Pada hari yang penuh rahmat tersebut ada tiga peristiwa penting dalam sejarah Kongregasi SMFA: para suster mengucapkan triprasetya kekal, merayakan pesta perak hidup membiara sebagai religius suster, dan pesta panca windu.
Kaul kekal
Peristiwa serah setia seumur hidup (kaul kekal ) bagi para suster biarawati merupakan akhir dari seluruh proses formasi. Itulah momen, ketika para suster dinilai layak dan yang bersangkutan berani mengikrarkan diri seumur hidup bergabung di Kongregasi atau tarekat religius secara definitif.
Itulah yang dilakukan oleh Sr. Anselma SMFA yang di bulan April 2018 lalu telah mengucapkan kaul kekalnya.
Pengucapan kaul kekalnya itu terjadi di hadapan Bapak Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, di Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam (MRSA) Sintang.
Sr. Anselma menyerahkan diri seumur hidup dengan bergabung dalam Kongregasi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA) Pontianak).
Pengucapan kaul kekal
Rangkaian prosesi kaul kekal Sr. Anselma SMFA diawali dengan pengucapan doa Litani Para Kudus dan barulah kemudian dilakukan pengucapan triprasetya kekal.
Pengucapan kaul kekal ini terjadi di hadapan wakil Gereja yakni Mgr. Samuel OFMCap dan Pemimpin Umum Kongregasi SMFA Pontianak Sr. Kristina Unau.
Usai pengucapkan ikrar, Sr. Anselma SMFA dan Sr. Kristina Unau SMFA menandatangani sebuah dokumen. Barulah kemudian, Sr. Anselma SMFA mendapat kesempatan menerima ucapan selamat dari kolega suster setarekat dan anggota keluarga.
Pesta Perak
Para suster yubilaris yang merayakan pesta perak hidup membiara adalah Sr. Therese Esyah SMFA. Para suster yubilaris yang merayakan pesta panca windu hidup membiara sebagai suster biarawati SMF yakni Sr. Miryam Sinung SMFA dan Sr. Adriana Anyin SMFA.
Perayaan ekaristi berlangsung khitmad dengan selebran utama Mgr. Samuel. Tak kurang ada 21 orang imam menjadi imam konselebran di liturgi Perayaan Ekaristi memperingati dan merayakan hari bersejarah bagi Kongregasi SMFA tersebut.
Mengelola hidup bhakti sebagai religius
Dalam homilinya, Bapak Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel menegaskan kembali hakikat hidup bhakti sebagai biarawati. Tiap–tiap orang dan secara khusus ditujukan kepada para yubilaris suster, demikian kata Monsinyur, akan menjadi ‘manajer’ bagi dirinya sepanjang menjalankan hidup bakti yang bahagia dan penuh sukacita selama 25 tahun dan 40 tahun.
Bagaimana orang menjadi manajer yang baik agar bahagia dan penuh sukacita? Salah satu jawabannya ada di kutipan Injil Santo Markus yang menjadi bacaan hari itu.
Kata Penginjil St. Markus 16:15–20: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makluk.”
“Hidup Anda adalah perusahaan besar dalam dunia, orang mengagumi Anda dan mencinta Anda,” begitu Monsinyur memberi motivasi.
Menjadi biarawati berarti harus pintar juga mengelola hidup bhakti dan itulah yang membahagiakan dan melahirkan sukacita, meski hal itu bukan berarti hidup religius itu akan bebas dari rintangan dan godaan.
“Jadilah ‘manajer’ perusahaan yang hebat, setelah anda sukses berhasil mengelola hidup bakti selama 25 tahun dan bahkan 40 tahun,” begitu kata Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.
Sumber : sesawi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar