Mengenal Tuhan = Mengenal Jati Diri Kita - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Senin, 16 April 2018

Mengenal Tuhan = Mengenal Jati Diri Kita

Selasa, 17 April 2018 Pekan III Paskah


Bacaan :
  • Kisah Para Rasul 7:51-8:1a 
  • Yohanes 6:30-35


Renungan

Semakin dalam relasi kita dengan Tuhan Yesus, maka semakin kita akan mengenal jati diri kita, asalkan kita berani jujur dalam melihat diri. Bacaan Injil Yohanes hari ini menegaskan hal tersebut. Bacaan injil hari ini adalah kelanjutan dari bacaan injil sebelumnya. Kita masih ingat bagaimana orang banyak datang berbondong-bondong kepada Yesus. Mereka semua terkesima akan mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Ternyata, ketika mereka berkumpul bersama, Tuhan Yesus kembali membuat mukjizat. Ia mengubah lima roti jelai dan dua ekor ikan menjadi makanan yang cukup untuk lebih dari lima ribu orang. Maka semakin banyaklah orang yang mengagumi Tuhan Yesus. Ia bisa menyembuhkan orang sakit dan bisa menggandakan makanan. Hingga akhirnya Tuhan Yesus menegur mereka semua, sebagaimana yang ada di dalam bacaan hari ini.

Tuhan Yesus berkata; "Kamu mencari aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang". Orang-orang mengikuti Tuhan Yesus karena harapan mereka akan sosok Mesias terwujud dalam aneka mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Mereka mengikuti Tuhan Yesus, bukan ingin mengenal secara dekat pribadi Tuhan, tetapi karena keinginan mereka terpenuhi.

Contoh realitanya dapat terlihat jika ada seseorang tokoh yang ingin menjadi pemimpin. Akan banyak orang yang berada dilingkarannya. Mereka bukan ingin mengenal lebih dekat pribadi tokoh tersebut, melainkan ingin memperoleh sesuatu dari tokoh tersebut.

Ketika kita mendengarkan kisah ini, kita seakan-akan melihat cermin besar dihadapan kita. Orang banyak yang mengikuti Tuan Yesus itu, seakan-akan adalah cerminan diri kita sendiri. Mau tidak mau, ketika kita kembali membaca bacaan injil hari ini, siapa diri kita, seakan-akan dibeber secara jelas dihadapan kita. Mari kita coba hening sejenak, dan memeriksa secara jujur doa-doa yang selama ini kita panjatkan. Bagaimanakan praktik doa kita selama ini? Apakah pusat daripada doa kita masih seputar pada diri kita sendiri? Apakah aneka macam permohonan yang kita lantunkan kepada Tuhan, masih seputar pada pemenuhan keinginan kita? Apakah ucapan syukur kita masih didominasi oleh syukur karena keinginan kita dikabulkan? Atau doa-doa kita lebih diwarnai oleh harapan dan syukur karena kehendak Allah terjadi dalam hidup kita.

Bagaimana pula dengan aneka pelayanan kita. Seberapa tulus kita dalam melayani Tuhan. Seberapa besar motif untuk diri sendiri, dibandingkan motif untuk benar-benar melayani Tuhan disetiap pelayanan yang kita lakukan.

Dari sini kemudian kita perlu berani bertanya, lantas sebenarnya siapa yang kita cari dalam hidup ini. Kehendak Allah atau diri kita sendiri. Jika kita mau jujur, relasi kita dengan Tuhan Yesus akan membuat kita semakin mengenal jati diri kita sendiri. Seberapa tulus diri kita, seberapa baik diri kita, seberapa terbuka kita dengan penyelenggaraan ilahi. Semuanya itu nampak, dalam doa-doa yang kita panjatkan, dalam aneka macam pelayanan yang kita lakukan. Dan dari sinilah akhirnya kita paham kata-kata Yesus; "Akulah roti hidup, barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi. Dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi". Karena bergaul dengan Yesus, akan membuat kita semakin mengenal siapa diri kita, dan membuat kita semakin tahu apa yang terbaik bagi diri kita sendiri. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar