Memasuki Tri Hari Suci, Umat Katolik Laksanakan Misa Kamis Putih - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Kamis, 29 Maret 2018

Memasuki Tri Hari Suci, Umat Katolik Laksanakan Misa Kamis Putih

SINTANG - Hari ini, umat Katolik diseluruh dunia sudah memasuki Tri Hari Suci, yang ditandai dengan melaksanakan misa Kamis Putih di gereja masing-masing, termasuk umat Katolik di keuskupan Sintang.

Meskipun diwarnai dengan hujan yang turun menjelang pukul 17.00, umat Katolik di Paroki Kristus Raja Katedral Sintang tetap antusias datang untuk melaksanakan misa. Dari pantauan warta katolik, sebelum hujan turun umat sudah banyak berdatangan, termasuk saat hujan sedikit reda.

Misa Kamis Putih di Paroki Kristus Raja ini, dipimpin oleh Romo Abong. Tepat pukul 17.00 wib, misa dimulai dengan diawali  perarakan oleh misdinar sebanyak 9 orang, 3 petugas lektor, 12 orang yang digambarkan sebagai rasul atau murid Yesus dan dibagian belakang adalah Pemimpin Misa. Perarakan ini keluar dari sakristi, berjalan menyusuri selasar bangunan katedral  menuju kedalam katedral. Rintik hujan mengiringi perarakan ini.

Sesampai di pintu utama Katedral, perarakan langsung disambut dengan lagu pembukaan yang dibawakan oleh kelompok koor dari Lingkungan Santo Paulus.

Yang membedakan perayaan ini dari perayaan lainnya adalah ibadat pembasuhan kaki.

Ibadat ini ingin mengungkapkan pesan utama Yesus dalam perjamuan malam terakhir menjadi pelayan bagi murid-muridnya dan bagi setiap pribadi dan memerintahkan para muridnya melakukan hal yang sama, “hendaklah kalian melayani satu sama lain seperti Aku telah melayani kamu. Demikian firmannya.

Romo Abong membasuh kaki umat yang terpilih memerankan para rasul. Setelah membasuh dan mengeringkan air di kaki para rasul, Romo Abong juga mencium kaki para rasul seperti yang dilakukan oleh Yesus saat itu.

Dalam khotbahnya, Romo Abong mengungkapkan, perayaan Kamis Putih merupakan peristiwa pengenangan pada perjamuan malam yang dilakukan Yesus.

"Di mana pada malam tersebut untuk terakhir kalinya Yesus berbagi roti paskah dengan para muridnya," kata Romo Abong.

Tindakan Yesus membasuh kaki merupakan tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah.

"Penyerahan diri yang dimaksud memiliki arti yakni penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk menebus dosa," lanjutnya.

Pembasuhan kaki yang Yesus lakukan juga menyimbolkan kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi “hamba” yang mau melayani orang yang hina sekalipun.

"Dan apa yang dilakukan Yesus dengan membasuh kaki murid-muridnya, adalah lambang kasih Allah kepada kita yang tak berkesudahan tanpa melihat seperti apa perjalanan hidup kita," tambahnya.

Usai misa Kamis Putih, umat juga melakukan tuguran. Tuguran yang dilakukan oleh umat merupakan refleksi untuk berjaga-jaga.

"Tuguran merupakan kisah Yesus berdoa di Taman Getzemani bersama tiga muridnya. Namun, para muridnya tertidur. Tuhan Yesus saja berdoa di saat menghadapi situasi yang berat. Mengapa kita tidak berdoa. Kita ingin menemani Tuhan di detik-detik terakhir sebelum penderitaan Ia terima. Jangan tidur. Jangan lalai. Namun berjaga dalam doa," kata Romo Abong usai melaksanakan Misa Kamis Putih. (phs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar