Usung Konsep ASG, Maju Sebagai Caleg DPRD Sintang - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Selasa, 14 Agustus 2018

Usung Konsep ASG, Maju Sebagai Caleg DPRD Sintang

SINTANG - Ajaran Sosial Gereja adalah ajaran gereja mengenai hak dan kewajiban berbagai anggota masyarakat dalam hubungannya dalam kebaikan bersama baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Ajaran Sosial gereja merupakan tanggapan gereja terhadap fenomena atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk himbauan, kritik atau dukungan.

Inilah yang mendasari majunya Petrus Heri Sutopo, atau akrab disapa Pak Topo pada Pemilu Legislatif 17 April 2019 mendatang. Pak Topo yang adalah Ketua Lingkungan Santo Bernardus dan juga anggota DPP Kristus Raja seksi Pewartaan ini mengungkapkan maju sebagai caleg terinspirasi dari tokoh Katolik, Ignasius Joseph Kasimo Hendrowahyono yang adalah pelopor kemerdekaan dan pendiri Partai Katolik yang memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Berpolitik selalu memakai beginsel atau prinsip yang harus dipegang teguh.

"Membaca literatur mengenai IJ Kasimo, membangkitkan semangat saya untuk berkiprah di dunia politik sebagai salah satu bentuk dan tanggung jawab kita sebagai umat Katolik, sebagai warga masyarakat dan negara. Beliau tokoh yang inspiratif yang membawa Ajaran Sosial Gereja pada kehidupan nyata dimasyarakat. Ini yang mendasari saya," ungkap Pak Topo.

Lanjutnya, Ajaran sosial Gereja sebenarnya adalah ajaran Gereja yang diperuntukkan bagi kebaikan bersama dalam masyarakat, untuk mengarahkan masyarakat kepada kebahagiaan.

"Salah satu motto dari IJ Kasimo yang saya sangat banggakan adalah Salus Populi Seprema Lex atau kepentingan rakyat hukum tertinggi. Jadi itulah salah satu poin dari ASG yaitu untuk kebahagiaan masyarakat," terangnya lagi.

Apakah mungkin hal tersebut di jabarkan dalam kehidupan masyarakat saat ini yang sudah cenderung memikirkan diri sendiri, kelompok atau golongan sehingga membuat masyarakat sendiri seperti bidak catur atau sebagai figuran bagi kontestan politik.

"Inilah tugas kita terlebih saya sebagai umat Katolik yang berada di ranah perpolitikan. Memang sangat terdengar super idealis ditengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap janji politik kontestan diranah publik. Jujur saja, antara kontestan dan masyarakat saat ini saling membaca peluang yang akhirnya menimbulkan politik dagang. Tapi perlu diingat, masyarakat yang mana itu? Saya maju sebagai caleg bukan semata untuk cari kekayaan. Kalau mau kaya raya, saya mendingan berdagang yang sebenar-benarnya seperti yang saya lakukan saat ini. Ada satu sisi yang tidak bisa saya lakukan dan itu bisa, jika saya berada di ranah politik. Saya punya pemikiran, punya visi dan misi yang harus ada aksinya," ungkapnya.

Menurut Pak Topo, Ajaran Sosial Gereja bersifat universal dan bukan untuk kepentingan gereja semata.

"Ajaran Sosial Gereja di ranah publik adalah untuk kepentingan masyarakat banyak dan bukan Katoliknisasi. ASG ini sebagai pegangan bagi umat Katolik utuk bertindak dan bersikap diluar kehidupan geraja atau kehidupan sosial kemasyarakatan. Seperti dikatakan IJ Kasimo, bahwa umat Katolik bukanlah umat Katolik di Indonesia, tetapi umat Katolik Indonesia bagian utuh dari kemajemukan bangsa Indonesia," jelasnya.
Petrus Heri Sutopo sendiri saat ini berada di Partai Solidaritas Indonesia, sebuah partai baru peserta pemilu 2019 yang berada dinomor urut 11. Dirinya dalam daftar caleg sementara yang dirilis KPU Sintang berada di nomor urut 2 daerah pemilihan Sintang 1. (*) 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar