Hadiri Muskomcab di Sanggau, Karolin: Pemuda Katolik adalah Organisasi Kader - Warta Katolik

Breaking

Bagi Yang Ingin Kegiatannya Dipublikasikan Di Blog Ini, Mohon Hubungi WA No. 081345227640

Jumat, 09 Februari 2018

Hadiri Muskomcab di Sanggau, Karolin: Pemuda Katolik adalah Organisasi Kader

SANGGAU - Pemuda Katolik Cabang Sanggau melaksanakan penerimaan anggota (Mapenta) dan Musyawarah komisariat cabang (Muskomcab) pemuda Katolik cabang Sanggau di aula hotel Meldy Sanggau, Jumat (8/2) siang.

Acara ini dihadiri Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Ketua DPRD Sanggau, Jumadi, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Ketua Umum Penggurus Pusat Pemuda Katolik RI, Karolin Margret Natasa.

Selain itu juga dihadiri penggurus pusat pemuda katolik RI, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Kalbar, Maskendari dan penggurus pemuda katolik Kalbar dan Kabupaten Sanggau.

‪Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Indonesia, Karolin Margret Natasa, mengungkapkan susahnya orang Katolik untuk diajak berorganisasi. Padahal organisasi orang Katolik secara jumlah tidaklah banyak.

“Saya sudah keliling dari Sabang sampai Merauke. Memang orang Katolik itu malas berorganisasi. Susah disuruh berorganisasi. Saya tidak tahu apa masalahnya. Apakah takut, apakah tidak terbiasa, apakah tidak peduli. Tapi untuk diminta menjadi pengurus organisasi, susahnya setengah mati. Padahal organisasi resmi orang Katolik itu tidak banyak. Inipun tertatih-tatih mencari anggota. Termasuk Sanggau,” tegasnya.

Dikatakan Bupati Landak itu, perlu empat tahun untuk menyusun kepengurusan untuk menyiapkan anggota baru, ia menegaskan dirinya tidak mau dengan kepengurusan abal-abal. Disusun di atas kertas, Ia mau orang-orang yang benar-benar berniat menjadi anggota.

“Datang, rela buang waktu, menyediakan pikirannya untuk menjadi anggota dulu. Setelah itu jadi pengurus. Kalau tidak, tidak boleh masuk menjadi pengurus. Nanti SK-nya dibawa ke partai untuk jadi Caleg. Karena itu yang terjadi. Organisasi ini hanya dipakai untuk hal-hal yang bersifat sangat dangkal, instan,” ujarnya.

Ia menegaskan, Pemuda Katolik adalah organisasi kader, organisasi yang mencetak orang. Ukuran keberhasilan organisasi Pemuda Katolik, bukan pada jumlah dan jenis kegiatannya, tapi orang yang dihasilkannya.

“Kita gagal ketika kita mau cari ke Panwas susah, mau rekrutment KPU mau daftar susah. Kita gagal ketika anak-anak yang ikut dari Pemuda Katolik nilainya jeblok semua, karena tak pernah baca undang-undang,” tegasnya.

Karol sapaan akrabnya juga menegaskan, Pemuda Katolik merupakan organisasi resmi, yang berdiri sejak Indonesia mederka.

“Pemuda Katolik didirikan tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagai bentuk kepedulian dan upaya nyata umat Katolik untuk ikut serta dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Jadi yang perlu saya tekankan pertama adalah ini organisasi yang resmi dan sah. Bukan organisasi tanpa bentuk, ” ujarnya.

Pendirian organisasi Pemuda Katolik bukan untuk mendirikan negara baru, atau mengaplikasikan ideologi baru. Organisasi ini, memegang teguh semboyan “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia. Ini yang harus kita sampaikan kemanapun kita berada. Kita hadir untuk memberikan solusi bagi bangsa dan negara,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Sanggau, Paolus Hadi, tidak membantah kritikan Karolin, yang disampaikan Karolin, ada kenyataan yang terjadi. “Yang disampaikan bu Karol itu sudah benar. Saya sudah ada pengalaman dengan organisasi ini. Saya tidak mau menjadi orang yang di depan yang selalu dibuat ketergantungan. Saya lihat kawan-kawan di Sanggau ada kecenderungan seperti itu,” jelasnya.

(Sumber:http://pontianak.tribunnews.com/2018/02/09/hadiri-muskomcab-di-sanggau-karolin-pemuda-katolik-adalah-organisasi-kader)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar