MARAWI - Untuk pertama kalinya sejak konflik di kota Marawi, Filipina selatan, tahun 2017, sekelompok umat Kristen dan Muslim berkumpul mengadakan dialog antaragama selama tiga hari di kota itu pada pertengahan April untuk menumbuhkan kembali perdamaian.
Sekitar 30 siswa bergabung dengan kegiatan yang dipelopori oleh sekretariat aksi sosial keuskupan Marawi yang bertujuan “mensharingkan pengalaman kehidupan dan iman” dan “menemukan dasar yang kuat untuk bersatu menuju perdamaian.”
Reynaldo Barnido, sekretaris eksekutif Duyog Marawi, mengatakan kegiatan itu bertujuan “menanam benih perdamaian dan harmoni di kalangan orang Filipina dari agama yang berbeda.”
Duyog Marawi, atau Satu dengan Marawi, adalah program rehabilitasi keuskupan dan Kongregasi Redemptoris di kota yang dilanda perang itu.
“Kami fokus pada pemuda Muslim dan Kristen karena mereka adalah pemimpin masa depan,” kata Barnido, “Mereka juga mewakili Mindanao hari ini,” katanya. Karena Marawi berada di Pulau Mindanao.
Ribuan penduduk Marawi masih menempati tempat penampungan sementara setelah konflik yang menghancurkan sebagian besar bangunan di kota itu tahun lalu.
Tragedi ini dimulai pada Mei ketika orang-orang bersenjata yang diilhami oleh ISIS menyerang Marawi, mengakibatkan lebih dari seribu orang tewas dan menelantarkan sekitar 400.000 orang lainnya.
Barnido mengatakan kepada ucanews.com bahwa saat ini program Gereja Katolik memberikan layanan bantuan kepada para korban konflik, “itu adalah tujuan utama kami melakukan respon jangka panjang berbasis Gereja guna membangun perdamaian.”
“Kami di sini tidak akan berbicara tentang doktrin atau perbedaan praktik dan keyakinan. Tujuan kami adalah mencari kesamaan,” kata Rayhanah Bantuas, salah satu koordinator acara dari 13-15 April.
Para pemimpin agama Kristen dan Muslim menyatakan optimisme bahwa mengorganisir kegiatan semacam itu di kalangan orang muda akan membantu membangun perdamaian di kota ini.
Sultan Marawi Abdul Hamidullah Atar mengatakan kota ini bisa maju meskipun menyimpan bekas-bekas luka dari konflik “karena kita masih memiliki orang-orang muda seperti mereka ini.”
“Kaum muda akan menjembatani kesenjangan di kalangan agama-agama dan masyarakat. Mereka akan mencapai apa yang para pemimpin tua negara ini gagal capai,” kata Sultan Atar.
Uskup Agung Caceres Mgr Rolando Tria Tirona, ketua Caritas Konferensi Waligereja Filipina, mengatakan membesarkan anak-anak muda menjadi pendidik perdamaian akan mengekang munculnya ekstremisme kekerasan di pulau itu.
“Kami harus menunjukkan kepada warga Filipina muda bahwa mereka adalah pemangku kepentingan di masa depan,” kata prelatus itu, yang menghadiri kegiatan itu.
Acara bertajuk “Young Muslim-Christian Life Encounter,” adalah bagian dari program pembangunan perdamaian yang lebih luas yang dijalankan oleh Duyog Marawi, yang memiliki 140 relawan dan 40 staf, yang sebagian besar adalah orang muda Muslim.
Program Gereja dengan dana awal berjumlah Rp 5,5 milyar yang berasal dari sumbangan keuskupan-keuskupan Filipina lainnya dan lembaga-lembaga sosial Gereja.
Upaya program pembangunan perdamaian melayani sekitar 20.000 rumah tangga di 18 komunitas Muslim di Marawi dan kota-kota terdekat.
Sumber: indonesia.ucanews.com
Sekitar 30 siswa bergabung dengan kegiatan yang dipelopori oleh sekretariat aksi sosial keuskupan Marawi yang bertujuan “mensharingkan pengalaman kehidupan dan iman” dan “menemukan dasar yang kuat untuk bersatu menuju perdamaian.”
Reynaldo Barnido, sekretaris eksekutif Duyog Marawi, mengatakan kegiatan itu bertujuan “menanam benih perdamaian dan harmoni di kalangan orang Filipina dari agama yang berbeda.”
Duyog Marawi, atau Satu dengan Marawi, adalah program rehabilitasi keuskupan dan Kongregasi Redemptoris di kota yang dilanda perang itu.
“Kami fokus pada pemuda Muslim dan Kristen karena mereka adalah pemimpin masa depan,” kata Barnido, “Mereka juga mewakili Mindanao hari ini,” katanya. Karena Marawi berada di Pulau Mindanao.
Ribuan penduduk Marawi masih menempati tempat penampungan sementara setelah konflik yang menghancurkan sebagian besar bangunan di kota itu tahun lalu.
Tragedi ini dimulai pada Mei ketika orang-orang bersenjata yang diilhami oleh ISIS menyerang Marawi, mengakibatkan lebih dari seribu orang tewas dan menelantarkan sekitar 400.000 orang lainnya.
Barnido mengatakan kepada ucanews.com bahwa saat ini program Gereja Katolik memberikan layanan bantuan kepada para korban konflik, “itu adalah tujuan utama kami melakukan respon jangka panjang berbasis Gereja guna membangun perdamaian.”
“Kami di sini tidak akan berbicara tentang doktrin atau perbedaan praktik dan keyakinan. Tujuan kami adalah mencari kesamaan,” kata Rayhanah Bantuas, salah satu koordinator acara dari 13-15 April.
Para pemimpin agama Kristen dan Muslim menyatakan optimisme bahwa mengorganisir kegiatan semacam itu di kalangan orang muda akan membantu membangun perdamaian di kota ini.
Sultan Marawi Abdul Hamidullah Atar mengatakan kota ini bisa maju meskipun menyimpan bekas-bekas luka dari konflik “karena kita masih memiliki orang-orang muda seperti mereka ini.”
“Kaum muda akan menjembatani kesenjangan di kalangan agama-agama dan masyarakat. Mereka akan mencapai apa yang para pemimpin tua negara ini gagal capai,” kata Sultan Atar.
Uskup Agung Caceres Mgr Rolando Tria Tirona, ketua Caritas Konferensi Waligereja Filipina, mengatakan membesarkan anak-anak muda menjadi pendidik perdamaian akan mengekang munculnya ekstremisme kekerasan di pulau itu.
“Kami harus menunjukkan kepada warga Filipina muda bahwa mereka adalah pemangku kepentingan di masa depan,” kata prelatus itu, yang menghadiri kegiatan itu.
Acara bertajuk “Young Muslim-Christian Life Encounter,” adalah bagian dari program pembangunan perdamaian yang lebih luas yang dijalankan oleh Duyog Marawi, yang memiliki 140 relawan dan 40 staf, yang sebagian besar adalah orang muda Muslim.
Program Gereja dengan dana awal berjumlah Rp 5,5 milyar yang berasal dari sumbangan keuskupan-keuskupan Filipina lainnya dan lembaga-lembaga sosial Gereja.
Upaya program pembangunan perdamaian melayani sekitar 20.000 rumah tangga di 18 komunitas Muslim di Marawi dan kota-kota terdekat.
Sumber: indonesia.ucanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar